Minggu, 20 Februari 2011

Kamulah Orangnya Part 3

Hei ! Ini Part 3-nya…

Langsung aja ya.. CEKIDOT !!!

>>>>>>>>>>>>>>> 

Keesokan harinya…

Setelah Ify siap-siap buat berangkat sekolah. Ify turun ke bawah buat sarapan. Di meja makan udah ada Deva *Adek Ify, Mama, dan Papa Ify-Deva.

“Pagi Ma, Pa.” sapa Ify lesu. Deva manyun karena gak di sapa sama Ify.

“Pagi, Fy.” Balas Mama dan Papa Defy *Deva-Ify serempak.

“Sebagai adek yang tak disapa aku hanya bisa mencoba bersabar…Menahan setiap amarah….ooooo…” Deva menyanyi lagu Kekasih Yang Tak Dianggap yang udah di rombak liriknya. *PLAAKKK !!!

“Ada loe ternyata, Dev ! Gue gak liat. Gue kira Setan Bali !” ucap Ify ngawur.

“AHHH…..KAKAKKKKKK !!!!” teriak Deva manja.

“Iya deh, Dev. Maaf deh ! Pagi, Dev !”

“Gitu kek ! Pagi Kakakku yang JELEK !” ejek Deva. Ify gak balas dengan kata-kata, dia langsung mengacak-acak rambut Deva yang udah rapi dan langsung ngacir ke tempat duduknya. Deva hanya manyun.

“Gimana sekolahnya, Fy ?” tanya Papa Defy sambil menutup koran yang sudah selesai dibacanya.

“Biasa aja tuh !” jawab Ify.

“Gimana temen-temennya ?” kali ini Mama Defy yang bertanya pada Ify.

“Ya..gitu deh ! Macem-macem.”

“KACANG GORENG !!! SERIBU SATU !!! SERIBU SATU !!!” teriak Deva yang merasa di kacangin.

“Kamu jualan kacang, Dev ?” tanya Papa.

“Huh ! Gatau ah…” sungut Deva. Sedangkan Ify, Mama, dan Papa cekikikan.

“Kalo Deva gimana sekolahnya ?” tanya Papa.

“Wahh !!! Seru banget ! Ada Ray dan Ozy yang konyol dan gokil abiz…ada Keke yang maniiiisssssssssss banget… wah ! pokoknya Deva bakalan betah sekolah disitu ! Apalagi sekolahnya itu ya, Pa... blaa…bla….bla….” cerita Deva panjang banget.

“DEVA ! Kapan mau berangkat klo loe cerita panjang bgtz sepanjang nama loe ? Mana pake’ ada acara hujan lokal pula ?” gertak Ify. Deva Cuma nyegir.

“Yaudah deh, Pa. Deva sama Kak Ify berangkat dulu dech !” pamit Deva kepada Papa dan Mama, disusul oleh Ify.

“Pa...Ma…Ify berangkat dulu.” Ucap Ify sambil mencium punggung tangan kedua orangnya.

Ify dan Deva berangkat diantar oleh supir. Pertama Deva terlebih dahulu yang diantar, kemudian baru Ify. Sesampainya di sekolah SMA TUNAS BANGSA…

“Pagi, Fy !!!” sapa Sivia, Shilla, dan Agni serempak.

“Pagi.” Balas Ify.

“Loe udah gak apa-apakan ?” tanya Sivia khawatir.

“Udah..loe tenang aja ! Gue lebih tenang setelah cerita ke loe pada !” ucap Ify meyakinkan Sivia.

>>>>>>>>>>>>>>> 

Sedangkan di koridor SMP BINA BANGSA…

“Hi, bro !” sapa Ray dan Ozy dari belakang, kebetulan mereka juga baru datang.

“Hi bro !” sapa Deva balik kepada best friendnya, kemudian mereka ber-high five.

“Bentar lagi bel ! Masuk kelas yuk !” ajak Ozy.

“Let’s go !” Ray mengikuti Ozy. Lha Deva ? Deva masih diem gak bergerak.

“Dev !! Hello !!!” Ray mengibaskan tangannya di depan muka Deva, tapi Deva gak respon sama sekali.

“Woiii, Zy !” sikut Ray. “Deva liat apa’an sih ?” tanya Ray setengah berbisik.

“Tuh !!” Ozy menunjuk dengan dagunya. Terlihat Keke sedang ngomong sama Acha dan Olivia di tepi lapangan.

“Oooo..Keke toh ! Ada yang falling in love nih ceritanya…” kata Ray mengerti. Setelah berpikir sebentar, Ray menjentikkan jarinya.

“DEVAA !!! MATA LOE JATUH !!!” teriak Ray tiba-tiba.

“MATA GUE !!!!!!!!!!!! Mana, Ray ? Mana mata gue ?” teriak Deva panik. Sedangkan Ray sama Ozy Cuma ketawa ngakak.

“Hahahhahahahahhaha…” Ray dan Ozy masih ketawa, sedangkan Deva masih bingung nyari matanya. *Aduh, Deva !!! Mata loe tuh kan masih ada pada tempatnya.

“Ray !!! Ozy !!! Bantuin gue nyari mata gue donk ! Jangan ketawa mulu’ !” tegur Deva.

“Aduh, Dev !! Mata loe tuh masih pada tempatnya juga ! Jangan bego donk ! Hahahaha……” ujar Ray menyadarkan Deva. Deva melongo. Refleks, Deva memegang matanya. Ia baru menyadari bahwa dia hanya dikerjain oleh Ray dan Ozy.

“RAY !!! OZY !!! KURANG AJAR LOE !!!” teriak Deva marah.
Ray dan Ozy berhenti tertawa dan menatap satu sama lain. “KABUUURRRRRRRRR !!!!!!!!!!!!” teriak Ray dan Ozy berbarengan, mereka saling kejar-kejaran.

“Hoshh..hoshhh..hhooshh..” Ray dan Ozy terengah-engah setelah kejar-kejaran dengan Deva di kelas.

“Ray !!! Ozy !!” Deva masuk kelas dengan murka.

“Udah ah ! Capek gue ! Salah loe sendiri ngeliatin Keke pake’ acara gak kedip pula ! Ya gue kerjain aja sekalian.” Ray nyerah.

“Nih balesannya dari gue !” Deva menonyor kepala Ray dan Ozy.

“Udah ah…kita main basket aja yuk ! Bu Rina lagi sakit !” ajak Ozy.

“Hayukk !!!” jawab Deva dan Ray.

>>>>>>>>>>>>>>> Kembali Ke Ify dkk.

Sekarang di SMA TUNAS BANGSA sedang istirahat.

“Kalian mau pesen apa ?” tanya Via.

“Gue mau bakso sama es jeruk aja deh !” kata Agni.

“Kalo gue samain aja sama Agni deh !” ujar Shilla

“Kalo loe, Fy ?” tanya Via.

“Samain aja deh ! Nih uangnya, buat bayar semua makannya.” Ify mengeluarkan uang 50.000 dari sakunya.

“Bayarin semuanya ? Sama punya kita juga ?” tanya Shilla meyakinkan.

“Iye…udah sana !” usir Ify pada Sivia.

“Yeee…” ujar Sivia sambil berlalu.

Tak lama, Sivia kembali. Mereka menunggu sambil bercanda. Padahal, cewek-cewek sekantin udah pada heboh karena ada CRAG.

“Hahahahha..konyol loe, Vi !”

“Tumben loe masak salah masukin bumbu ? Asin banget tuh makanan pastinya. Hahahha…” ujar Agni menanggapi cerita Via.

Sivia masih cemberut karena diketawain sama temen-temenya. Ia, menoleh pada Ify. Ify hanya tersenyum. Senyum yang lebih lepas dari sebelumnya.

“Ify lebih terbuka sama kita. Senyumnya juga lebih tulus dan lebih lepas.” Batin Via.

Sedangkan dari kejauhan ada seorang yang memperhatikan ke-empat sahabat itu. Setelah yakin, ia segera menyikut cowok yang ada disebelahnya dan membisikkan sesuatu.

“Loe yakin, Kka ?” tanya Rio pada Cakka

“Yakinlah, Yo…gue inget banget wajahnya.” Kata Cakka mencoba meyakinkan Rio, siapa yang kemarin menabrak Rio.

“Loe tau namanya ?” tanya Rio.

“Gak tau. Kayaknya dia itu anak baru. Coba gue cari tau.”

Cakka mencari siapa yang bisa memberi info tentang anak yang menabrak Rio kemarin. Kebetulan Riko lewat, junior di tim basket.

“RIKO ! Sini !”

“Apa’an, Kka ?” tanya Riko.

“Loe tau gak siapa itu ?” tanya Cakka balik, sambil menunjuk Ify dengan dagunya.

“Oh… yang itu ! Itu tuh Alyssa Saufika Umari panggilannya Ify.” jelas Riko. “Emang kenapa ?” tanya Riko.

“Eh…gak apa-apa kok ! Cuma penasaran aja. Kok gue belum pernah liat ya ?” ucap Cakka berbohong.

“Yaiyalah…dia kan murid baru. Pindahnya aja baru kemarin.” Jelas Riko.

“ Yaudah ! Thanks ya…”

“Yo’i !” Riko pun berlalu.

Cakka segera memberi tau info yang ia dapet dari Riko.

“Yo, dia namanya Alyssa Saufika Umari. Panggilannya Ify.”

“Oke ! Gue bakal bikin membalasan ke anak itu !” ujar Rio.

“Loe mau ngelakuin apa ?” tanya Gabriel.

“Yang bagus diapain ?” tanya Rio balik.

“Tanya aja tuh ma Alvin.” Saran Cakka

“Vin ! Yang enak diapa’in ya ?” tannya Rio pada Alvin.

“Dilabrak aja, habis itu siram pake minumannya. Selesai kan ?” ujar Alvin tanpa menoleh sedikitpun. Ia masih sibuk dengan BB nya.

“Good idea !” ujar Rio. Ia segera menuju meja Ify dkk yang sedang makan, diikuti oleh Cakka dan Gabriel. Alvin masih diem ditempatnya.

“HEH !” tegur Rio pada Ify. Sontak Ify dkk dan seisi kantin menoleh pada Rio yang sudah ada di sebelah Ify.

“Loe yang kemarin nabrak gue kan ?” labrak Rio pada Ify.

“Hah ? Loe nabrak Rio, Fy ?” tanya Shilla.

Ify mencoba mengingat-ingat kejadian kemarin. Ia memang menabrak orang sepulang dari rumahnya Sivia, tapi ia gak tau kalo orang itu Rio. Ify gak sengaja menabrak, ia melamun selama perjalanan karena mikirin Septian. Tapi yang perlu dicatat, Ify sudah minta maaf.

“Remember ?” tanya Rio setelelah memberi Ify waktu untuk mengingat.

“Ooo..kejadian kemarin.” Jawab Ify acuh.

Rio jengkel dengan sikap Ify yang mengacuhkannya. Baru pertama kali ada cewek yang mengacuhkannya.

“Loe tuh ya …” Rio geregetan.

“Masalah ? Kan gue udah minta maaf.” Tegas Ify.

“Minta maaf macam apa ? Gak noleh sama sekali juga !” sindir Rio.

“Oooo..” Ify hanya ber-o ria.

Emosi Rio udah di ubun-ubun. Ia mengambil minum yang ada di meja Ify. Dan………….. MENYIRAMKANNYA KE IFY !!!!! Seisi kantin melongo melihat kelakuan Rio pada Ify.

“Nih balesannya, karena loe udah bikin baju gue kotor.” Ujar Rio dan ia segera kembali ke kelasnya.

“SUMPAH !!! Ngeselin banget !” sungut Sivia gak terima dengan kelakuan Rio kepada Ify.

“Beraninya Cuma sama cewek !” Agni ikutan kesel juga.

“Tauk ! Loe juga, Fy ! Pake acara gak ngelawan !” ujar Shilla. Gak ada satupun komentar yang ditanggapi Ify, dia malah ngelanjutin makan baksonya. Padahal daritadi seisi kantin langsung ngerubungin Ify. Tapi Ify malah cuek.

“Makannya udahkan ?” tanya Ify. “Kalo udah, ayo balik ke kelas !” tambah Ify, sambil mencoba keluar dari kerumunan.

“IFY !!! Tunggu !” Shilla, Sivia, dan Agni segera mengikuti Ify.

Ketika sudah di depan kelas, Ify ditarik oleh Sivia, Shilla, dan Agni ke kamar mandi.

“Loe udah gila !!! Loe yakin mau masuk kelas dalam keadaan kayak gini ?” omel Shilla, sambil membersihkan baju Ify yang terkena es jeruk.

“Loe tuh tadi emang sabar apa kelewat cuek sih ? Heran gue sama loe !” Agni bingung sama kelakuannya Ify. *Pegangan donk kalo bingung ! PLAAAAKKK !!!

“So ? Gak masalah kan ? Udah ah…Gue bisa sendiri.” Ucap Ify sambil mencuci wajahnya dan membersihkan bajunya. Setelah lumayann bersih, baru mereka kembali ke kelas.

Di kelas, Ify langsung dikerubutin sama anak-anak. Ify dicerca berbagai pertanyaan. Untungnya Pak Doni udah datang, anak-anak langsung kembali ke tempatnya. Pelajaran pun dimulai.

>>>>>>>>>>>>>>> 

Ketika pulang sekolah…Ify segera menuju parkiran karena udah ditunggu sama supirnya. Ify kaget ketika memasuki mobil sudah ada 2 anak cowok sebaya Deva yang lagi bercanda di jok belakang.

“Hi, Kak !” sapa kedua anak tersebut serempak.

“Hi…kalian temennya Deva ya ?”

“Iya kak…kenalin aku Ray dan ini Ozy.” Ray memperkenalkan dirinya, lalu menunjuk Ozy.

“Kakak namanya Kak Ify kan ?” tanya Ozy. Ify hanya mengangguk.

“Aduh !!! Buruan masuk ! Mau pulang nih !” Deva tau-tau nyahut.

“Iye….cerewet !!” Ify segera pindah ke jok depan. Mereka pun pulang.

>>>>>>>>>>>>>>> 

Sesampainya di Rumah Defy…

“Kalian makan aja dulu, baru main !” suruh Ify.

“Oke deh !” ucap Deva, Ray, dan Ozy serempak.

Setelah makan, Deva, Ozy dan Ray baru main. Mereka main ps 1 jam habis itu berenang, pokoknya main sepuas-puasnya sampe’ jam 5 sore.

‘TOK..TOKK..TOK…”

Ify yang sedang baca majalah di ruang tamu segera meletakkan majalahnya dan membuka pintu.

“LOE !!!” teriak Ify, begitu melihat siapa yang datang.

“ELO !!!” sang tammu juga tak kalah kagetnya dengan Ify.

>>>>>>>>>>>>>>> 
Selesai juga akhirnya…

Koment ya….

Tunggu lanjutannya ya..

Jangan lupa follow blog saya ya..

Follow twitter saya juga ya : @auliianaa

Add facebook saya : aulianamaharanie@gmail.com
»»  read more

Kamulah Orangnya Part 2

Haloo..aku mau lanjutin kamulah orangnya. Langsung aja ya.. Ini dia part 2 nya..
Cekidot !

>>>>>>>>>>>>>>>> 

Ify menghela nafas, “Huhhh…Iya deh !”

Setelah mereka makan, Shilla, Agni, dan Via langsung mengelilingi Ify.

“Loe sebenernya punya masalah apa’an sih ?” tanya Shilla penasaran.

“Dulu, gue punya temen namanya Septian…...

>>FLASH BACK<<

“IFYYYYY !!!” teriak Septian sambil berlari ke arah Ify yang sedang duduk di taman sekolah.

“SEPTIANNN !!! Gak usah teriak2 gitu napa ? Kangen loe ma gue ?” sungut Ify dengan Pe-De.

“Ye…Ge-er loe, Fy ! Najong dah gue kangen sama loe !” balas Tian sadis.

“Ahhh…Tian gitu ya…” rengek Ify.

“Aihhh...Kumat dah manjanya !” canda Tian.

“Huh !” Ify cemberut.

“Iye…iyee…gak usah cemberut napa sih ? Jelek tau !” ujar Tian smabil mencubit pipi Ify.

“Sakitt !!! Udah ah, Yan bercandanya. To the point deh ! Loe ngapain tadi manggil gue ?” tanya Ify.

“Jadi gini, tadi pagi gue liat brosur lomba piano sambil menyanyi. “

“Lha terus ? Apa hubungannya sama gue ?”

“Yaelah, Fy. Ya loe harus ikut. Gue yakin loe pasti menang kok !”

“Kok loe bisa yakin sih kalo gue bakal menang ?” tanya Ify.

“Karena loe cuma perlu mainin lagu Through The Years. Lagian loe udah sering banget kan denger lagu itu ?” ucap Septian yakin.

“Harus gue bilang berapa kali sih ? Gue gak mau mainin lagu itu ! Loe juga tau itu kan, Yan ? Gue BENCI lagu itu ! Dan gue gak akan pernah mainin lagu itu.” tegas Ify.

“Fy… Gue mohon ! Loe ikut ya… Gue yakin ! Loe gak bakalan bisa lupain lagu itu. Seberapa pun bencinya loe sama lagu itu, lagu itu terlalu banyak kenangannya buat loe. Ayolah, Fy…Please… Gue mohon loe mau mainin lagu itu buat gue pas lomba. Fy…gue mohon…” ucap Septian dengan nada memelas.

Ify yang gak tega liat Septian memelas, ia pun menyetujuinya. “Loe bener. Oke. Tapi gue maunya setiap latihan loe selalu ada di samping gue buat nyemangatin gue. Gimana ?” pinta Ify.

“Gue gak bisa janji, Fy. Maaf.” gumam Septian.

“Hah ? Loe barusan ngomong apa’an ?” tanya Ify yang mendengar ucapan Septian tadi.

“Oh itu…latihannya 1 minggu sekali aja ya ?”

“Oke. No problem. Hari Minggu jam 9 pagi sampe’ jam 11 siang. Janji ?” ucap Ify, tanpa bertanya pada Septian.

“Aduh ! Mati deh gue. Jamnya tabrakan nih ! Gimana donk ?” batin Septian bingung.

“Fy, hari Sabtu aja ya ? Jam 3 sore sampe’ jam 5 sore. Mau ya ?” tawar Septian.

“Guenya yang gak bisa. Klo sabtu gue ada les jam segitu.” Kata Ify.

“Yaudah deh ! Lombanya 7 minggu lagi dari sekarang.Janji.” Septian mengalah.

Setiap minggu Septian selalu mendampingi Ify dalam latihan. Ify yang memiliki kenangan pahit dengan lagu itu, otomatis membuat Ify sangat kaku dan terbayang-bayang akan kenangan itu. Ify yang sudah terbisa bermain piano, malah terlihat baru memegang piano saat memainkan lagu ini.Namun, Septian selalu memberi semangat kepada Ify.

“Ayo, Fy ! Loe pasti bisa !” ucap Septian.

“Oke. Gue bakal coba lagi.” kata Ify dengan mantab.

Setiap minggu, Ify berhasil menguasai 1 bait lagu dari total 6 bait yang ada.. Hingga pada minggu ke-lima, Septian tak muncul di rumah Ify.

“Haduh !!! Septian kemana sih ? Kok gak muncul-muncul ? Udah jam 11 siang juga !” sungut Ify.

Dari tadi Ify tak berhenti modar-mandir di depan pintu menunggu Septian. Tangannya tak berhenti mengirimkan sms dan menelepon Septian. Tapi tetap saja tak ada satupun sms yang di balas dan telepon yang diangkat.

‘Maaf nomer yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.’ Jawab operator, ketika Ify mencoba menelepon Septian .

“Aelahhh…dari tadi operator mulu yang jawab ! Sebel gue !” ucap Ify jengkel.

Ify memutuskan untuk pergi ke rumah Septian. Sesampainya di rumah Septian.

“Bik Nina. Septiannya ada gak ?” tanya Ify. Kebetulan Bik Nina sedang menyapu halaman.

“Lha ? Kok non ada disini ? Bukannya den Septiannya lagi di rumah sakit ya ?” ujar Bik Nina bingung.

“Hah ? Rumah sakit ? Siapa yang sakit bik ?” cerca Ify.

“Iya. Ya den Septian lah non…Perasaan mulai dari kemarin deh masuk rumah sakitnya. Emangnya non gak diberitahu ?” tanya Bik Nina. Ify hanya menggeleng .

“Bik Nina tau gak Septian di rawat dimana ?” tanya Ify panik.

“Kalo gak salah di Medical Center, non.” Jawab Bik Nina.

“Yaudah deh, Bik. Makasih ya…Ify mau jengukin Septian dulu. Permisi.” Ucap Ify. Setelah itu Ify segera berlari menuju rumah untuk mengambil mobil dan segera pergi ke Medical Center Bandung. *ceritanya rumahnya Ify deket sama rumahnya Septian.

Sesampainya di Medical Center, Ify segera mencari kamar Septian. Ify sangat panik begitu mengetahui bahwa Septian sakit. Bagaimana tidak ? Septian selama ini jarang sekali sakit. Kalo pun sakit gak pernah sampai masuk rumah sakit seperti sekarang ini.

Ify segera memasuki kamar VVIP Anggrek nomer 217. Ify melihat Septian tergolek lemah tak berdaya, tak seperti Septian yang selama ini ada di samping Ify…Septian yang kuat, Septian yang selalu ada jika ia butuh, Septian yang selalu mendukungnya. Air mata Ify sudah tak terbendung lagi.

“Ify…” sapa Tante Ria lesu. Wajahnya kusut dan acak-acakan ditambah lagi matanya yang bengkak, karena terlalu banyak menangis. Ify yang sudah menganggap mama Septian sebagai mamanya sendiri, segera memeluk Tante Ria.

“Te…Septian kenapa ?” tanya Ify sesegukan di pelukan Tante Ria.

“Maaf, Fy. Tante gak sempet ngabarin kamu kalo Septian masuk rumah sakit. Septian itu kena penyakit kanker lambung stadium akhir. Umurnya diperkirakan gak lama lagi. Kemarin dia nge-drop banget.” Ungkap Tante Ria.

“Hah ? Kan..kanker lambung, Te ? Stadium akhir ?” tanya Ify meyakinkan pernyataan Tante Ria. Tante Ria hanya menganggukkan kepala pelan.

“Mulai kapan ? Kenapa Ify gak diberitahu ?” tanya Ify sambil mengguncangkan bahu Tante Ria.

“Septian divonis mulai 6 minggu yang lalu. Septian emang gak mau memberitahu kamu, Fy. Dia mohon sama tante jangan sampe’ kamu tau tentang hal ini. Dia gak mau bikin kamu sedih.” Ungkap Tante Ria.

“6 minggu yang lalu ? Berarti seminggu sebelum Septian memberitahu gue kalo ada lomba piano. Pantes aja dia maksa gue buat ikut.” Batin Ify.

Ify berjalan menuju ranjang Septian.

“Tian…” gumam Ify. “Tian…bangun donk !!! Jangan tinggalin gue sendiri !!! Loe jahat !!! Mana janji loe ? Lombanya masih 3 minggu lagi ! Dan gue belum bisa nguasain 2 bait terakhir ! Gue gak mau klo loe gak ada di samping gue. Please…Loe bangun donk !” teriak Ify sambil menggenggam tangan Septian.

“Te…Septian ikut kemo gak ?” Ify menoleh kepada Tante Ria.

“Dia ikut kemo kok, Fy. Cuma gak tau kenapa 4 minggu terakhir ini, dia kalo kemo gak mau dianter sama tante. Dia maksa gak usah dianter dan dia maunya naik angkutan umum.”jelas Tante Ria.

“Emangnya jadwal kemonya Septian kapan ?” tanya Ify penasaran.

“Setiap hari Minggu jam 9 pagi sampe’ jam 11 siang. Tapi kemarin dia nge-drop banget. Setelah tante tanya ke dokter, Septian udah 4 minggu gak kemo lagi.” Jawab Tante Ria.

‘DEG !’ “Ja…jadi…Septian rela gak kemo demi nemenin gue latihan, supaya gue bisa ikut lomba ?” Ify kaget bukan kepalang.

“Tian !!! Please…loe bangun donk !!” ungkap Ify setengah berteriak, air mata yang tadinya sudah berhenti kembali keluar. Ify tertunduk lemas. Tiba-tiba…tangan Septian bergerak. Ify tersentak.

“Tian ! Te, tangannya Septian bergerak.” Seru Ify.

“Hah ? Sebentar ya, tante mau panggil dokter dulu ya…” ucap Tante Ria sambil berlalu keluar kamar.

Tak lama kemudian, Tante Ria datang bersama seorang dokter dan seorang suster. Ify dan Tante Ria keluar kamar dan menunggu hasil pemeriksaan.
 
Sekitar 10 menit kemudian. Dokter dan suster tersebut keluar. Tante Ria dan Ify segera mengerubungi dokter tersebut.

“Bagaimana keadaan Septian, dok ?” tanya Ify.

“Septian sudah melewati masa kritisnya. Dia udah siuman, tapi kondisinya masih sangat lemah, kondisinya kemarin bener-bener drop banget.Saya permisi dulu ya.” Kata dokter.

“Iya, dok. Makasih ya, dok.” Ucap Tante Ria.

Ify dan Tante Ria segera masuk ke kamar. Ify segera berlari ke samping ranjang Septian.

“Tian ! Kenapa loe gak bilang ke gue klo loe sakit ? hah ?! Loe nganggep gue apa selama ini ?” ucap Ify sesegukan disamping Septian.

“Sorry, Fy. Gue gak mau bikin loe sedih. Makanya sebelum gue ninggalin loe, gue mau………” belum selesai Septian berbicara.

“STOOPPP !!! GAK USAH DILANJUTIN !!!” teriak Ify sambil menutup kedua telinganya.

“Tapi, Fy….” Ujar Septian.

“Udahlah, Yan. Gue gak mau denger apa-apa dari loe !” potong Ify. “Pokoknya gue mau loe sembuh ! Loe harus sembuh !” tegas Ify.

“Gue gak yakin, Fy. Capek, Fy…Capek ! Berat rasanya harus ngelawan penyakit ini. Lagian ini juga udah stadium akhir. Kemungkinan sembuh gak sampe’ 50 %.”

“Yan…please…loe bertahan buat gue ya ? Ntar kalo loe pergi gue sama siapa ?” Ify sesegukan, ia menatap nanar Septian.

Tian melegos. “Fy, jangan tatap gue kayak gitu.”

“Terserah apa kata loe deh ! Pokoknya gue mau nemenin loe sampe’ sembuh ! TITIK !” ujar Ify.

“Tapi Fy……”

“Gausah komentar deh ! Mending loe makan habis itu tidur !” ucap Ify garang. Ify menyuapi Septian, setelah itu Septian tertidur. Karena capek, Ify juga tertidur.

Tiba-tiba…

“Arghhh…” rintih Septian tiba-tiba. Ify, yang mendengar rintihan Septian segera terbangun.

“Kenapa, Yan ?” tanya Ify panik, Tante Ria sedang pulang.

“Sa..kiitt.. Fy…” ucap Tian terbata-bata sambil memengang perutnya.

“Bentar ya, Yan. Gue mau panggil dokter dulu !” tangan Ify langsung di tahan oleh Septian.

“Ma…maaff…gu..gue…gak bi…sa…ngaajarin…loe…lagii… Ga…bi..saa… jaga..in lo..e la..gii… ”

“Udahlah… gak usah ngomong kayak gitu. Tunggu bentar gue mau panggil dokter dulu.” Air mata Ify sudah tak terbendung lagi, dia gak siap klo harus kehilangan Septian sekarang.

“Gak..uu..sahh..gu..gue….capekk…ma..uu..tidurrr…Sa..sampein…sa..lam..gu..gue..buat…semua..nya…Ja…ngan lupa…in…gue.. Ini…bu…buat…loe !” Septian memberikan gelang kesayangnnya kepada Ify, kemudian menutup matanya.

“SEPTIANNNNNNN !!!!!!!” jerit Ify. Dokter yang kebetulan lewat segera masuk.

“Mohon anda keluar dulu !” perintah dokter. Dengan lemas, Ify keluar. Air matanya tak berhenti keluar.

“IFY !” teriak tante Ria. Ify menoleh dan segera berlari menuju pelukan Tante Ria.

“Te…Septian te…” ucap Ify sesegukan.

“Tian kenapa, Fy ?” Tante Ria panik.

“Tian nge-drop lagi…”

“Yaudah, sekarang kita berdo’a aja biar Tian baik-baik aja !” Tante Ria mencoba tenang.
Tak lama kemudian…Dokter keluar dengan lemas.

“Gimana dok ?”tanya Ify. Menggeleng. Dokter hanya menggeleng.

“Gak…gak mungkin…GAK MUNGKIN !!!!!! SEPTIAAAANNNN !!!!” teriak Ify terduduk lemas. Ify tidak mengikuti lomba piano tersebut. Malah, Ify semakin membenci lagu itu.

>>FLASH BACK END<<

“Dan hari ini adalah tepat 6 bulan kematian Septian. Gelang ini adalah gelang yang Tian kasih sama gue, gelang ini selalu gue pake’ kemapun.” Ucap Ify. Ify menangis mengingat masa itu. Shilla, Via, dan Agni terenyuh mendengar kisah Ify.

“Sorry, Fy. Kita gak maksud bikin loe nangis.” Ujar Via merasa bersalah.

“Udahlah gak apa-apa kok !” kata Ify sambil mengusap air matanya

“Jadi karena ini Ify menjadi pemurung, cuek, dan dingin !” pikir Via.

“Eh, udah sore ! Gue pulang dulu ya…” ujar Ify.

Setelah berganti baju lagi, Ify segera pulang ke rumah. Sedangkan Shilla dan Agni memilih menginap di rumah Via. Kebetulan rumah Via dan Ify Cuma beda beberapa blok.

Di tengah jalan, Ify melamun hingga ia tak konsentrasi. Ia menabrak sekumpulan anak cowok yang sedang bercanda.

‘BRUKK !!!’ Ify terjatuh, ia segera berdiri dan mengucapkan maaf kepada yang ia tabrak. Tanpa melihat siapa yang dia tabrak. Cowok yang ia tabrak hanya mengumpat tak jelas, bajunya kotor karena terkena genangan air disekitar situ.

“SHIT !!! Kurang ajar tuh cewek ! Cuma minta maaf dan gak noleh sedikit pun !” umpat cowok tersebut.
“Tuh anak bukannya satu sekolahan ya sama kita-kita ?” ujar seorang cowok sambil menatap punggung Ify yang sudah berlalu.

“Loe bener ! Seragamnya memang seragam Tunas Bangsa !” ujar cowok lain.

“Kok gue belum pernah liat dia ya ?” tanya seorang cowok lainnya lagi.

“Oke ! Dia udah mempermaluin gue ! Liat aja. Besok dia juga bakalan malu !” ujar si cowok yang ditabrak oleh Ify.

“Yaudah. Sekarang kita main yuk !” ujar seorang lainnya.

“Gak ah ! Gue udah ga mood, gue mau pulang aja ! Mau ganti baju, kotor banget !”

“Yaudah !” mereka segera kembali ke rumah sang leader.

>>>>>>>>>>>>>>>> 

Akhirnya !!! Selesai juga part 2nya.

Maaf ya kalo jelek. Kan masih amatiran.

Tungguin terus ya ‘KAMULAH ORANGNYA Part 3

Komen, kritik, dan saran tullis aja yah ! Penulis selalu menunggu.

Jgn lupa follow my twitter : @auliianaa

Add my facebook : aulianamaharanie@gmail.com
»»  read more

Sabtu, 19 Februari 2011

Kamulah Orangnya Part 1

Hello..ini postingan ketiga aku. Kalo ini aku nge-post cerita fiksi lebih tepatnya cerbung *cerita besambung*. Sebenernya cerita ini udah dari lama sih, udah pernah di post di ICL, tapi berhubung ICL ning di tutup di lanjutinnya di fb. Nah ! Kebetulan, sekarang aku punya blog. Jadi selain ngelanjutin di fb, aku mau nge-post mulai dari part 1. Pemerannya anak-anak Idola Cilik. Langsung aja ya.. CEKIDOT !!

>>>>>>>>>>>>>>>

            Pagi yang cerah di SMA TUNAS BANGSA. Bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu, namun kelas X-1 masih kacau balau. Di kelas anak-anak sibuk membicarakan jika kelas mereka akan kedatangan murid baru. Salah satunya gerombolan yang satu ini nih !

            “Eh, katanya bakalan ada murid baru ya ?”kata seorang cewek a.k.a Sivia.

            “Iya…katanya sih manis n cantik . Lumayan buat jadi gebetan baru kan ?”kata cowok yang duduk di sebelahnya.

            “HUUUUUUUU..!” koor Shilla, Sivia, dan Agni.

            “Cewek mulu yang loe pikirin !! Pelajaran noh yang harusnya loe pikirin !! Dasar RIKO SANG PLAYBOY CAP DUREN TENGIK !!”ejek Agni.

            “Hahahha..” Shilla,Sivia, dan Agni tertawa puas disambut sebuah mulut manyun dari Riko.

            “Terserah kaliah ahh… Males gue ! !” bela Riko.

            “Ssttts…Diem ! Bu Winda dateng !”kata Shilla. Merekapun kembali ke tempat masing-masing.

            “Selamat pagi anak-anak !”Sapa Bu Winda -Guru Fisika-.

            “Pagi Bu !!!” jawab anak-anak serempak.

            “Hari ini kita akan kedatangan murid baru.Silahkan masuk !” ujar Bu Winda. Seorang anak berpostur tinggi, kurus, manis, dan cantik memasuki kelas.

            “Dari mukanya sih kayaknya ramah n baik. Ya gak ?” bisik Sivia kepada Shilla, dan dibalas dengan sebuah anggukan.

            “Wuidihhh…cakepnya !” ucap Riko tanpa berkedip.

            “Geulis pisan euy !” kata Debo. *bener gak sih bahasa sundanya ?

Kembali ke depan kelas…

            “Nah…Silahkan perkenalkan dirimu !” perintah Bu Winda.

            “Nama gue Alyssa Saufika Umari, panggil aja Ify, gue pindahan dari Bandung. Mohon bantuannya.” sapanya datar, tanpa ekspresi, dingin, dan cuek. Anak-anak terdiam dan terkejut bahwa murid baru ini bertolak belakang dengan pendapat mereka ketika melihatnya pertama.

            “Buseeett !! Cuek amat tuh anak ?” sungut Agni.

            “Vi, gini ya yang namanya ramah n baik ? kok malah jutek n cuek ya ?” kata Shilla setengah berbisik.

            “Gak tau ! Tapi aku yakin dia sebenarnya baik n ramah kok !” balas Sivia.

            “Iya sih !! Moga-moga aja bener !” kata Shilla yang disambut sebuah anggukan oleh Agni.

            “Yasudah…kamu duduk di sebelahnya Sivia ! Itu loh ! Yang dibelakangnya cowok itu !” Kata Bu Winda sambil menunjuk Sivia, lalu menunjuk Agni.

            “Maksud ibu apa ? Ibu pikir saya cowok ? saya cewek bu..!” sungut Agni.

            “Ohhh !!! Kmu cewek toh ? saya pikir kmu cowok.” kata Bu Winda dengan ‘watados’. Hahahhaha…anak-anak sekelas tertawa.

            “Arrggghhhh !! Terserah ibu lah… capek saya !” balas Agni cemberut.

            “Oke ! Ify kamu boleh duduk !” perintah Bu Winda.

            “Makasih,bu.” balas Ify.

            Ify berjalan ke tempat duduk yang telah ditunjuk oleh Bu Winda, dan segera meletakkan tasnya.

            “Hai !! Gue Sivia Azizah, loe bisa panggil gue Via aja. Salam kenal.” sapa Via ceria sambil menjulurkan tangannya.

            Ify membalas jabatangan Sivia “Ify. Salam kenal.” balas Ify singkat.

            “Hi…gue Shilla n yang duduk sebangku sama gue itu namanya Agni. Salam kenal.” sapa Shilla dan lagi..lagi..dan lagi…menjulurkan tanangnya.

            “Ify. Salam kenal.” Balas ify dingin sambil menjabat tangan tersebut.

            “Hei cewek yang cantik, manis, anggun, dan jelita ! Boleh minta nomer hpmu gak ? Boleh donk !” ucap Riko dengan Pe-De dan genit.

            “Privacy ! Jangan pernah ganggu gue lagi. Dasar, PLAYBOY !!!” ucap Ify dingin dan menekankan kata yang di caps lock. Riko jiper juga ngadepin Ify yang dingin dan hebatnya lagi nih ! Si Ify bisa langsung nebak kalo dia itu PLAYBOY. Shilla, Agni, dan Via cekikikan melihat adegan tadi. Setelah tenang, mereka pun memulai pelajaran.

>>>>>>>>>>>>>>>

Teeeettt…Teeetttt…Teeeeettt…

            Bel istirahat berbunyi. Anak2 segera berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Shilla, Sivia, dan Agni.

            “Fy, ke kantin yuk !” ajak Via. Ify hanya menggeleng.

            “Ayolah Fy…daripada loe suntuk disini ? Mendingan ke kantin aja…sekalian muter2 sekolah. Mau ya ?” cerosos Shilla.

            “Ga.” jawab Ify sambil menggelengkan kepalanya, tapi matanya tak lepas dari I-Phone miliknya. Seperti menunggu telepon atau sms dari seseorang.

            “Loe lagi ngeliatin apa’an sih di hp loe ? Nunggu telepon ? atu sms dari seseorang ?” tanya Agni.

            “…” tak ada jawaban dari Ify.

            “Fy ? Loe gpp kan ?” tanya Via khawatir. Ify menoleh dan menggelengkan kepalanya *Lagi..lagi..dan lagi..

            “Ayo ke kantin yukk ! Laper nih gue ! Ikut yuk Fy ?”tawar Agni. Kali ini Ify mengangguk.

            “Dari tadi kek ! Yaudah nyokk ! Laper gue !” kata Agni semangat sambil menarik tangan Ify, Shilla, dan Sivia.

Sesampainya di kantin…

            “Kalian mau pesen apa ?” tanya Sivia.

            “Gue mie ayam satu, bakso satu, sama es tehnya satu.” Jawab Agni.

            “Kalo gue bakso aja dech ! Minumnya es jeruk aja ya…” jawab Shilla. “Klo loe sendiri Vi ?” tanya Shilla.

            “Gue sama aja ma loe.”jawab Via.“Kalo loe Fy ?” tanya Sivia.

            “Gue lemon tea aja satu.” Jawab Ify.

            “Loe gak makan ?” tanya Via. Ify hanya menggeleng.

            “Yaudah deh ! Gue pesenin dulu ya…” Via beranjak pergi dan memesan makan, setelah memesan makanan Sivia kembali ke tempat duduk.

            “Fy…gue boleh tanya sesuatu gak sama loe ?” tanya Via pelan.

            “Apa ?” jawab Ify.

            “Loe kenapa sih loe bersifat dingin, cuek, dan pemurung ? Padahal air muka loe gak bisa bohong klo sebenernya loe itu baik, ramah, dan ceria. Klo loe punya masalah, loe bisa cerita semuanya sama kita-kita. Karena mulai sekarang kita BERSAHABAT ! Kita disini sebagai
sahabat loe. Jadi loe gak perlu nanggung beban itu semua sendirian.” Ujar Via
panjang lebar. Belum sempat Ify menjawab, makanan mereka datang.

            “Makan aja dulu ! Ntar loe bisa cerita semuanya sama kita semua, Fy. Ya kan Shill ? Ni ?”tanya Sivia kepada Shilla dan Agni, yang dijawab dengan anggukan oleh keduanya. Ify tersenyum tipis.

            “Mereka teman yang baik. Gue beruntung.”batin Ify.

            Mereka sesekali bercanda ditengah-tengah acara makan mereka. Dan itu hanya sesekali ditanggapapi Ify oleh senyuman tipis.

            “Ya ampun, Fy !!! Kalo loe mau ketawa..ya ketawa aja…gak usah ditahan !” ujar Agni. Ify hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

            “KYAAAAAA !!!” cewek2 sekantin pada heboh teriak dan keluar kantin.

            “Ada CRAG !!!” “Ya Ampun !! Cakep banget sih !!!” “Aduh manisnya !!!” “Cool” “Keren” dan masih BANYAK lagi komentar cewek2 sesekolahan.

            “Ahhh !! GILAKKK !!! Kuping gue pengang tau !!! Tiap hari kayak gini mulu !! kuping gue bisa2 budeg !” sungut Agni.

            “Ihhh… apa2an sih ? Cuma mereka doank gitu ! Heboh amat sih ? Sumpek gue tiap hari kayak gini !” sungut Shilla cemberut.

            “Tauk ah !” Sivia juga sebal, ia masih sibuk menggosokkan kedua telinganya. Begitu pula dengan Ify.

            “Ke taman sekolah aja yukk ! Bakalan rame disini !” ajak Shilla dan disambut anggukan semangat dari Via dan Agni. Ify sih ngikut aja !

            Mereka segera membayar makan mereka dan keluar dari kantin. Dengan susah payah mereka keluar dari kerumunan siswi2 yang masih histeris Karena CRAG sedang berjalan ke koridor menuju kantin. Ify sempat melihat ada 4 orang cowok. Yang pertama tinggi, tegap, hitam manis,wajahnya datar dan tanpa ekspresi seolah tak memperhatikan sekitarnya. Yang kedua hampir sama seperti yang pertama, hanya saja wajahnya lebih ramah dan lebih pendek dari yang pertama. Yang ketiga matanya sipit, putih, cool, rambut acak2an dan memakai head-set putih. Yang terakhir rambutnya paling gondrong,putih, manis, dan kelihatannya ramah. Belum selesai Ify memperhatikan mereka semua, ia sudah ditarik oleh Agni agar segera keluar dari kerumunan tersebut.

            “Ify ! Ayo buruan !” ujar Agni sedikit berteriak. Ify hanya mengangguk dan segera mengikuti Agni ke taman sekolah.

            Akhirnya mereka sampai di taman sekolah.

            “Akhirnya !!!” kata Shilla setengah berteriak.

            “Mereka itu siapa sih ?” tanya Ify.

            “Duduk dulu aja dulu yukk !” ajak Sivia.

 Setelah mereka duduk, Via menceritakan semuanya.

            “Mereka itu CRAG, The Most Wanted Boys di sekolah ini. Cakka-Rio-Alvin-Gabriel. Leadernya itu si Mario Stevano Aditya Haling atau panggil aja Rio. Rio itu yang tinggi, tegap, hitam manis, wajahnya datar dan tanpa ekspresi itu loh ! Dia itu yang paling sadis, paling datar ekspresinya, dan paling males sama hal-hal yg berhubungan dengan cewek intinya paling cuek
bebek sama cewek. Makanya sampe’ sekarang belum punya cewek dan udah puluhan bahkan ratusan cewek yg dia tolak.Dia itu kapten basket dan ketos sekolah. Shill, lanjut !” kata Via

            “Terus ada Gabriel Stevent Damaink atau Gabriel yang secara fisik hampir sama kayak Rio. Cuma lebih ramah aja. Dia itu yang paling mau bersosialisasi, meski kadang2 juga cueknya ampun-ampunan. Yang ketiga ada Alvin Jonathan Sindhunata atau Alvin. Dia itu yang sipit, putih, cool, rambut acak2an dan always memakai head-set putih. Dia itu yang paling diem diantara semuanya. Gue juga gak tau kenapa. Menurut gossip sih gara2 ibunya udah meninggal. Yang terakhir Cakka Kawekas Nuraga. Dia itu PLAYBOY SEKOLAH. Dia itu yang rambutnya paling gondrong diantara semuanya. Dia itu ramah tapi…Cuma kalo sama cewek yang cantik. Punya ratusan bahkan ribuan rayuan gombal buat cewek2. Mantan ceweknya banyak banget !! Lanjut !!!” ujar Shilla.

            “Okelah kalo begitu ! Mereka itu udah sahabatan dari lama. Klo gak salah sih mulai dari SMP. Sekarang mereka sama-sama di kelas IX-2. Mereka sama2 masuk ekskul basket dan musik. Di ekskul basket mereka masuk tim inti. Di ekskul musik mereka bisa mainin berbagai alat musik. Rio bisa piano dan gitar. Kalo Gabriel bisa maen drum dan bass. Klo Alvin bisa main piano dan drum. Cakka bisa main gitar dan bass. Suara mereka juga bagus2 sih ! Loe liat kan ? Semua cewek pada histeris kalo ada mereka, tapi gak tau kenapa kita gak terpengaruh sama aura mereka ber-4.Bagi kita mereka itu biasa aja. Kita cuma ngomongin fakta. Abisnya banyak banget yang cerita tentang mereka ke kita-kita. Ya..mau nanggepin gimana ? Lha habis bagi kita mereka biasa aja tuh ! Anak2 pada bilang kita gak waras. Hanya karena kita gak histeris kalo ada mereka ! Just it !”ujar Agni es-mo-si.

            “Kita justru malah kesel dan risih kalo liat dan denger teriakan murid-murid. Rame banget !!!” kata Via.

            “Ooooo…” Ify hanya ber-O ria.

            “Balik ke kelas yukk ! Bentar lagi bel !” ajak Shilla. Tepat setelah Shilla ngomong bel masuk berbunyi, mereka segera kembali ke kelas.

>>>>>>>>>>>>>>>

Pulang sekolah… Pukul 13.00 WIB (Maaf dipercepat…)

            “Fy loe mau ikut gak sama kita2 ?”tanya Agni.

            “Kemana ?” Ify berbalik tanya.

            “Mau ke rumah si Via. Mau nyobain masakannya si Via. Ya…selebihnya main2 aja sih !” kata Shilla.

            “Ikut yuk, Fy ! Lagian loe belum cerita masalah loe ke kita2.” Paksa Sivia.

            “Yaudah deh ! Gue sms supir gue dulu.” Ify mengalah. Shilla, Sivia, dan Agni senang… Ify sudah mulai terbuka dengan mereka meski masih susah diajak ngomong.
Mereka pergi ke rumah Sivia dengan naik mobilnya Sivia. Di mobil Sivia, Shilla, dan Agni sesekali melontarkan candaan. Tapi tidak dengan Ify. Ify terus memandang keluar jendela, tatapannya kosong, entah apa yang dipikirkannya sekarang.

            “Apa gue harus kasih tau mereka ? Apa gue udah siap ?”batin Ify bertanya. Begitu banyak pertanyaan yang ada di pikirannya. Ify menghela nafas panjang. “Mungkin udah saatnya gue berbagi cerita !” Ify membatin lagi.

            Setelah 25 menit perjalanan, mereka akhirnya sampai ke rumahnya Sivia. Rumah Sivia bergaya etnik dengan taman yang rimbun, pintu jati, dan segala perabotan yang rata-rata terbuat dari kayu jati. Sivia mengajak Ify, Shilla, dan Agni ke joglo belakang rumahnya. Joglo ini sebenarnya bisa dibilang sebagai perpustakaan juga, karena semua koleksi buku milik keluarga Sivia ada di joglo. Di taman belakang terdapat kolam renang, joglo, kursi taman, dan taman yang tak kalah rimbun dengan taman depan.

            “Eh, kalian disini dulu ya… klo mau baca buku, baca aja ya ! Gue mau ganti baju dulu, sekalian ngambilin kalian baju. Habis itu gue baru masak. Oce ?” kata Sivia.

            “Sipp !!!” ucap Agni dan Shilla serempak.

            10 menit kemudian, Sivia sudah kembali dengan menggunakan celana ¾ n t-shirt pink dan membawa 3 stel pakaian.

            “Nih ! Kalian ganti dulu deh !” kata Sivia sambil menyerahkan baju tersebut kepada mereka ber-3. Mereka segera mengganti baju mereka dengan baju yang dipinjamkan oleh Sivia.

            Setelah berganti baju, di joglo udah ada orange juice dan aneka cemilan. Shilla dan Agni membaca buku di joglo sambil sesekali bercanda dan nyemil. Sedangkan Ify, mencelupkan kakinya ke dalam kolam renang sambil mendengarkan lagu dari i-podnya. Sesekali Ify memainkan jari tangannya di air.

Tak sampai 30 menit, Sivia sudah membawa senampan makanan dan disusul Bi Inah dengan senampan lagi.

            “Makan dulu nih ! Enak-enak tau ! Ayo cobain !” ujar Via bersemangat. Sivia, Shilla, Ify, dan Agni makan bersama di joglo.

            “Enak banget nih nasi goreng !” “Mie gorangnya juga gak kalah enak !” komen Shilla.

            “Iya…ayam crispynya juga MANTABBB !!!” kata Agni.

            “Fy !!! Kok loe gak ngomong apa-apa sih ? Masakan gue gak enak ya ?” tanya Via. Terdengar ada guratan nada kecewa, karena dari tadi Ify hanya mengaduk makanan buatannya.

            “Enggak kok, Vi. Masakan loe enak kok…Enak banget malah…” ucap Ify.

            “Lha terus kenapa makanan gue cuma loe aduk-aduk aja dari tadi ?” Tanya Via penasaran.

            “Sorry…gue lagi banyak pikiran aja !” kata Ify.

            “Aelah, Fy. Kan gue udah bilang, kalo ada masalah cerita donk sama kita-kita. Yaudah sekarang kita makan dulu aja…tapi habis ini loe janji ya, loe bakalan cerita masalah loe ke kita semua..Oke ?” ucap Sivia.

            Ify menghela nafas, “Huhhh…Iya deh !”

            Setelah mereka makan, Shilla, Agni, dan Via langsung mengelilingi Ify.

            “Loe sebenernya punya masalah apa’an sih ?” tanya Shilla penasaran.

            “Dulu, gue…………………………………………………………….

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Kira-kira gimana ya masa lalunya Ify ?

Siapakah masa lalu Ify itu ?

Apa yang akan terjadi di part selanjutnya ya ?

Maaf kalo di part ini kurang seru…tapi entar dibelakang bakalan banyak konflik kok…

TUNGGU aja ya…part 2 akan segera datang !!!

Jelek ya ???? Maaf ya lo jelek…

Memang saya tidak berbakat menjadi penulis ! ==’ *Curcol dech !

Leave Comment ya !!! Kritik dan saran ditunggu. Oke ?!

Follow my twitter : @auliianaa , kalo mau di follback mention aja ya…

Add my facebook : aulianamaharanie@gmail.com

^_^ numpang promosi… hehehhe…
»»  read more

Kamis, 17 Februari 2011

Bimbim...My Lovely Pet :)

Hello..Ini postingan keduaku. Kali ini aku ngambil cerita nyata, yaitu tentang kucingku. Namanya Bimbim. Nama panjangnya Biiimmmmmbiiiiiimmmm... Eh ! Enggak ding ! Namanya cuma Bimbim aja kok.Pasti kalo liat namanya pasti pada ngira Bimbim itu jantan ya ? << *sotoy*. Bimbim bukan jantan, dia betina kok.
                Belum lama sih aku pelihara Bimbim. Ya baru 1 bulan lebihlah.. Jadi waktu itu gini ceritanya…

                Sore itu tepatnya hari Rabu, aku dan Rifda *my soulmate :D * baru aja pulang les. Seperti biasa, Rifda pulang nebeng baru aku. Secara gitu ya..rumahnya 1 perumahan sama aku, 1 sekolahan, 1 kelas, dan 1 tempat les bareng aku. Gak lama ayahku dateng buat jemput. Terus pas di depannya Taman Makam Pahlawan deket sekolah, ayah tiba tiba ngomong dan berhentiin mobil “Itu ada kucing, ayo turun.” Aku cuma cengo :O Emang sih ! Biasanya di TMP banyak yang jualan hewan, ada kucing, anjing, sampe ular. Nah kali ini yang dijual adalah kucing jenis Persia. Yang idungnya pesek tapi imut itu lho !
                “Lha ayo turun !” suruh ayah.
                “Ngapain ?” tanyaku
                “Mau gak dibeliin kucing ?” Tanya ayah balik.
                “Emang mau dibeliin ?” aku tanya lagi.
                “Udah turun dulu, Tanya harganya dulu gih !” suruh ayah. Akhirnya aku sama Rifda turun dari mobil dan liat-liat kucingnya. Ada tiga kucing, 2 berbulu putih dan 1 warna hitam. Dari tiga itu, 2 betina dan 1 jantan, yang jantan yang warna putih satunya.
                Aku liat-liat kucingnya. Banyak juga yang lagi liat-liat 3 kucing itu. Lucu-lucu banget sih ! So unyuuu :3 Setelah ayah liat-liat, ayah bernegosiasi harga dengan penjualnya. Ayah sama penjualnya nego harga. Penjualnya akhirnya ngalah sama ayah.
“Yaudah pilih kamu mau yang mana ?” Tanya ayah. Aku liat-liat dan dibantu milih sama Rifda. Ya setelah liat-liat aku suka sama betina yang warnanya putih. Gatau kenapa udah ngerasa sreg aja sama yang satu kucing ini. Lucu, pesek, matanya biru agak abu-abu, putih, dan diam. Padahal ayah ngotot mau yang warna hitam. Aku gamau, habis kesannya garang dan serem sih ! Udah gitu lincah banget pas dikeluarin dari kandang. Hiii…serem !
“Yang putih ini aja !” nunjuk si Bimbim.
“Yang item aja !” kata ayahku.
                “Gamau ah yang item ! Serem !” ujarku.
                “Justru karena item. Kesannya sangar. Keren !” balas ayahku.
                “Gamau ! Aku mau yang ini !” kataku sambil nunjuk Bimbim.
                “Yang item aja !” ayahku ngotot.
                “Gamau ! Maunya yang putih kesannya gimanaaaaa gitu…”aku gak kalah ngotot.
                “Yaudah ! Ayah ke ATM ngambil uang dulu. Kamu tunggu disini.” Kata ayahku. Aku dan Rifda mengangguk. Sebelumnya ayah ngasih DP ke penjualnya *harga disensor*. Setelah itu ayah baru pergi. Sambil nunggu ayah aku ngelus-ngelus Bimbim. Kata penjualnya Bimbim itu manja dan sukanya dielus-elus. Terus tiba-tiba…
                “Mas, yang ini harganya berapa ?” Tanya mas-mas yang lagi ada di situ juga. Orangnya habis telepon sama istrinya kayaknya untuk bahas tentang beli kucing.
                “Yang ini udah dibeli mas sama adek ini.” Ujar mas penjualnya sambil nunjuk aku.
                “Yah, sayang ya..kamu udah laku...” ujar mas itu sambil ngelus-ngelus Bimbim.
                “Huftt ! Syukur tadi udah di DP.” Batinku.
                Gak lama kemudian, ayah balik ke TMP. Dan membayar sisa harganya. Kemudian aku dan Rifda pulang sambil bawa Bimbim dong.
                Nah ! Mulai saat itu aku pelihara si Bimbim.

********************

Oh ya ! Kalo penasaran Bimbim yang mana, aku ada nih fotonya…





















Gimana ? Lucu kan ? Wayadongg..siapa dulu yang pelihara. Aku ! ehehe… *dilempar sepatu sama pembaca -_-‘*

********************

Aku juga punya beberapa fakta tentang Bimbim nih. Cekidot !
 1.       Cathy = Bimbim
Sebenarnya namanya kucingku ini Cathy, cuma karena udah terlalu pasaran. Jadi dia ganti nama jadi Bimbim.

 2.       Hidungnya Bimbim = Hidungku
Ya..udah pada ngerti dong, kalo kucing Persia itu kan pesek. Hidungku juga pesek. Makanya aku maunya kucing Persia, soalnya biar aku punya temen di rumah yang pesek. Ehehe…

 3.       KEBO alias Kebanyakan Bobo
Yap ! Si Bimbim itu hobinya molor. Pagi tidur, siang tidur, sore tidur, malem juga tidur. Yah…pokoknya gitu deh ! Tidur mulu’. Apalagi kalo udah ke kasur kamarku atau kamar adek. Biuhhh ! Langsung naik ke atas kasur dan tidur  dengan enaknya ._. Dan ini fakta tentang Bimbim yang bikin aku paling emosi. Secara, kalo udah tidur dia gabisa di ganggu. Meski udah di teriakin sama di goyangin badannya. Yang ada malah dia mulet, ganti posisi tidur, dan bobo lagi. Siapa yang gak keki coba ? -_-‘ Dan kayaknya dia punya motto deh : “Tidur bisa dimana dan kapan saja. Yang penting tidur.”

 4.       Makan rumput (?)
Ini nih fakta tentang Bimbim yang bikin aku paling kalang kabut. Secara dia makan rumput di halaman pas lagi main. Siapa yang gak kaget coba ? Gimana kalo dia sakit ? Kan kasian :( Tapi menurut si Upik itu biasa, kucingnya dia juga makan rumput kok. Aelahhh gataunya.. -_-‘

 5.       Nemenin orang
Si Bimbim suka banget nemenin orang. Kayak kalo misalnya lagi nonton tv. Dianya juga ikutan nonton tv di bawah kursi. Selain itu kalo aku lagi internetan di kamar, dia juga suka ikut nemenin dan tidur-tiduran. Ya gak mesti tidur-tiduran sih ! Kadang naik ke meja, ke kasur, dan kebarang apa aja yang ada di kamar. Termasuk nginjek laptop. Kurang keras ? Aku ulangin deh ! SI BIMBIM NGINJEK LAPTOP !!! -_-‘ #maafganyante

 6.       Manja
Ini kucing manja banget. Pengen terus di elus-elus. Tapi, pas di elus dianya malah tidur ._. Udah gitu ya, suka banget cari perhatian, contohnya nih pas waktu aku ngerjain lukisan. Dianya malah seliweran di depanku dan nginjek kanvas. Selain itu kayak waktu ayah ngerjain lapangan buat robot, dia juga naik ke tripleknya. Oh ya ! Satu lagi. Waktu itu mama lagi nata rumah, dia malah naik ke atas barang yang mama pindah, mulai dari lemari, mesin jahit, tv, pokoknya banyak yang dia naikin.

 7.       Sembunyi
Ini hobi keduanya dia yang bikin aku kalang kabut. Waktu itu Bimbim ilang gatau kemana.Udah di cari ke seluruh bagian rumah. Dari kolong meja, kolong kursi, lemari, bahkan sampe keliling perumahan. Waktu itu aku udah nangis gak karuan, takut dia hilang beneran. Gataunya dia nyempil di lemari bawah tangga, dibalik panic-panci dan alat-alat kerja ayah. Errrrr…udah capek keliling perumahan pake nangis pula takut dianya ilang. Eh ! Dianya malah asyik tidur di lemari -_-‘

 8.       Matiin kecoak
Dia ini hobi matiin kecoak. Ini hobinya Bimbim yang paling bikin dia kelihatan lucu. Secara, kalo nangkep kecoak mukanya unyuu u,u . Pokoknya tiap dia liat kecoak, dia langsung lari ngejar tuh kecoak dan matiin kecoaknya. Kalo gak ketangkep kecoaknya, dia pasti nangkring di situ sambil waspada dan terus nyari baunya kecoak biar dibunuh.

Okedeh ! Itulah tadi 8 fakta tentang Bimbim dan ceritaku tentang Bimbim. Yang jelas aku sayaaaanggggg banget sama Bimbim. Sampe-sampe aku manggil Bimbim pake sebutan ‘adek’ ehehe…

                Sekian dulu ya ceritaku, lain kali aku sambung dengan cerita-ceritaku selanjutnya baik fiksi maupun non-fiksi. See you soon guys :) !
»»  read more

Jumat, 11 Februari 2011

Hei ..heii..heiii !!!

Halo..salam kenal. Aku Auliana Maharani Puteri. Biasa dipanggil Auliana. Aku buat blog ini untuk memenuhi tugas akhir sekolah. Selain itu, blog ini juga buat menceritakan cerita di hidup aku, entah itu fiksi maupun nonfiksi karyaku. Sekian dulu perkenalannya. Makasih..
»»  read more
 

For Everything | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates